KUNJUNGAN LAPANG DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (BALAI BESAR PPMB-TPH) DEPOK



Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang kegiatan saya kemarin. Jadi p ada tanggal 9 Januari 2018 saya  bersama teman-teman Agroekoteknologi yang lain melakukan kunjungan ke Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) yang berada di kota Depok. Balai Besar PPMB-TPH merupakan UPT Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang bergerak dalam bidang perbenihan khususnya pengujian mutu benih.
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk meningkatkan wawasan terhadap bidang perbenihan, memperluas pengetahuan tentang pengujian mutu benih, dan mengetahui bagaimana cara melakukan pengujian mutu benih. Nah... langsung aja deh saya ceritain.
Jadi, Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) memiliki beberapa fasilitas  Laboratorium yang telah terakreditasi loh.., seperti laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium elektroforesis, laboratorium nematoda, laboratorium bakteri, laboratorium virus dan laboratorium cendawan.  Keren gak tuh.. ^-^
1.      Laboratorium Fisika
Dalam laboratorium fisika memiliki beberapa fungsi yaitu untuk menguji penetapan kadar air benih, analisis kemurnian benih, penetapan berat 1000 butir benih, dan penetapan heterogenitas lot benih. Pada pengujian penetapan kadar air benih misalnya pada benih kedelai dengan menggunakan metode oven untuk suhu rendah dengan suhu 101-1050C selama 17 jam suhu tinggi dengan suhu 130-1330C selama 1 jam.
 
Gambar 1. Oven
Selain itu terdapat juga IC Oven yang digunakan untuk mengatur suhu maksimum dengan suhu 1330C dan suhu minimum dengan suhu 1040C yang sesuai dengan ISTA untuk pengujian kadar air benih. Dalam pengujian kadar air benih oven memiliki batas maksimum yang dapat dimasukkan ke dalam yaitu 32 cawan dan apabila lebih dari itu maka akan terjadi kesalahan di luar toleransi.
 
Gambar 2. Oven IC
Benih yang telah dilakukan pengovenan langsung dimasukkan kedalam desikator yang berisi envirogel. Envirogel memiliki kegunaan yang sama seperti silika gel yang biasa digunakan untuk pengujian kadar air benih. Namun envirogel belum terdapat di Indonesia seperti silika gel dan penggunaannya juga harus impor terlebih dahulu. Pembelian silika gell dalam jumlah yang banyak dapat disimpan pada ruang yang kedap udara dan terhindar dari paparan sinar agar tidak tejadi perubahan warna pada silika gel. Selain itu dalam penggunaan baik silika gel ataupun envirogel tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar air benih sehingga keduanya baik untuk digunakan.
Gambar 3. Desikator

Gambar 4. Envirogell
Apabila benih yang akan digunakan ingin dilakukan pemotongan maka dengan menggunakan Grinder benih. Terdapat 2 macam grinder benih yaitu fine yang berfungsi untuk menggiling benih dengan hasil yang halus dan coarse untuk menggiling benih dengan hasil yang kasar. Dalam melakukan penggilingan dengan menggunakan grinder terdapat batasan yang dilakukan seperti jika suhu pada grinder mengalami kenaikan suhu tidak boleh lebih dari 100C dalam satu kali grinder dengan 20 sampel. Berarti grinder hanya dapat digunakan untuk 10 kali saja.
Gambar 5. Grinder Fine

Gambar 6. Grinder Coarse
Selain alat pemotong mesin terdapat juga alat pemotong manual benih. Alat pemotong ini biasanya digunakan untuk jenis benih kacang-kacangan dengan maksimal pemotongan 20 polong dalam sekali penggunaan. Setelah melakukan pemotongan pada benih, benih tidak boleh terlalu lama di ruang terbuka (tidak lebih dari 4 menit) apabila lebih dari 4 menit benih akan mengalami kenaikan kadar air kembali. Sehingga untuk mengatasi hal tesebut benih langsung dimasukkan kedalam wadah yang kedap udara.
Gambar 8. Pemotong benih
Terdapat juga timbangan analitik yang digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang akan di uji. Timbangan analitik ini sebaiknya tidak boleh dipindah-pndah karena dapat mengganggu pengaturan validasi bobot berat.
2.      Laboratorium Biologi
Dalam laboratorium biologi memiliki beberapa fungsi yaitu untuk pengujian daya berkecambah benih, pengujian viabilitas benih, pengujian vigor benih, dan penetapan heteroginitas benih. Pada laboratorium biologi terdapat 3 jenis germinator yaitu ecogerminator, germinator rumed yang digunakan untuk jenis tanaman seperti timun dan jagung, dan germinator room yang digunakan untuk pengaturan suhu tetap yaitu 200C, 250C serta 300C.
 
Gambar 9. Germinator rumed
 
Gambar 10. Germinator room
3.      Laboratorium Elektroforesis
Dalam laboratorium elektroforesis memiliki beberapa fungsi yaitu untuk pengujian penanda genetik secara biomolekuler (DNA) dan pengujian keaslian varietas. Biasanya Balai Besar PPMB-TPH melakukan observasi dengan cara mencari kesesuain praimer kecocokan varietas tanaman pangan dan hortikultura seperti padi, jagung, kedelai dengan menggunakan metode RAPD dan SSF.
Untuk melakukan pengujian DNA terdapat 2 metode yaitu metode sambrook dengan menggubakan bahan yang berasal dari benih dan metode miniprep yang berasal dari jaringan tanaman (akar, batang, daun) contohnya tanaman buah naga, namun pada bagian yang terdapat banyak lendir tidak dilakukan pengujian karena lendir dapat menyulitkan proses pengujian DNA itu sendiri. Alat yang terdapat di dalam laboratorium elektroforesis salah satunya fume hood yang digunakan untuk keselamatan saat melakukan pengujian dengan menggunakan bahan larutan seperti H2SO4, HCL, dll agar tidak terhirup.

Gambar 11. Fume Hood
  
Adapun prosedur dalam pembuatan DNA yaitu:
-          Benih digerus sesuai dengan komoditasya misalnya untuk benih padi sebanyak 25 butir dengan merode sambrook. Tetapi jika menggunakan metode miniprep sekitar < 1 gram dan digerus hingga halus. Bagian yang diambil adalah bagian buahnya yang terpisah dari kulitnya.
-          Setelah halus dicampurkan dengan buffer (sambrook atau miniprep) sesuai dengan metode
-          Setelah itu dipanaskan dengan menggunakan water bath dengan suhu 65-700C.
Gambar 12. Water bath
4.      Laboratorium Nematoda
Dalam laboratorium nematoda memiliki beberapa fungsi yaitu untuk pengujian nematoda terbawa benih melalui pengabutan terputus, penyaringan bertingkat, corong boerman. Pembedahan jaringan langsung dan ISTA.
Adapun alur pengujian nematoda yaitu
1.      Setiap satu sampel terdapat 1000 butir benih yang terbagi atas 4 ulangan dan setiap ulangannya terdapat 250 butir benih.
2.      Kemudian di grinder dan di ekstrak dan dipisahkan dengan kulit benih
3.      Setelah itu saring dan direndam dengan aquades sebanyak 40 ml dan di inkubasi di dalam incubator dengan suhu 250C selama 24 jam.
4.      Selanjutnya ditiriskan dan air hasil rendaman di tuangkan ke dalam petri dan diletakkan di mikroskop untuk melihat nematodanya
5.      Kemudian dilakukan pemancingan nematoda dengan menggunakan alat pancing dan letakkan si kaca objektif
6.      Setelah itu dilakukan pengamatan dan analisis terhadap nematoda tersebut.
Gambar 13. Grinder
Gambar 14. Saringan
Gambar 15. Inkubator
Gambar 16. Pancingan
Gambar 17. Mikroskop

5.      Laboratorium Bakteri
Dalam laboratorium bakteri memiliki beberapa fungsi yaitu untuk pengujian bakteri terbawa benih dengan cara pengujian (liquid assay).
 
Gambar 18. Hasil pengujian bakteri
6.        Laboratorium Virus
Dalam laboratorium bakteri memiliki beberapa fungsi yaitu untuk pengujian virus terbawa oleh benih seperti tanaman indikator, growing on test, dan DAS elisa. Virus memiliki dua sisi bagi tanaman yang dibusisayakan yaitu memiliki kenaikan produksi jika terkena virus tetapi dapa tanaman hias memiliki nilai tambah tersendiri. Parasit terdapat pada tanaman tetapi tidak mengalami kematian jika tanaman itu tidak mati juga.
7.      Laboratorium Cendawan
Dalam laboratorium bakteri memiliki beberapa fungsi yaitu untuk pengujian cendawan terbawa oleh benih dengan menggunakan metode Blotter test. Adapun alur pengujian cendawan pada benih yaitu;
1.      Sample yang digunakan sebanyak 400 butir/sampel yang dibagi menjadi 25 butir/ulangan
2.      Kemudian ditumbuhkan dengan menggunakan ketas saring (blotter) sebanyak 3 lembar/petri
3.      Setelah itu di wrap dan masukkan ke dalam microwafe dan di inkubasi dengan suhu 200C ± selama 7 hari, untuk menekan perkecambahan cendawan diletakkan ke dalam medi cool dengan suhu -220C. Jika cendawan terdapat hanya pada permukaan kulit makan tidak perlu dilakukan grinder.

nah sudah saya jelaskan informasi-informasi diatas tentang bagaimana dan cara yang dilakukan untuk melakukan pengujian pada benih, jadi tidak semudah yang kita pikirkan ya. Jadi tidak langsung dipanen, dikeringkan dan di jual, jadi perlu adanya pengujian apakah benih tersebut layak untuk dipasarkan atau tidak dengan melalui pengujian-pengujian tersebut. Nah...sekian informasi yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat bagi kalian semua...... ^-^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembukaan Lahan, Irigasi, dan Pengolahan Tanah